Kamis, 21 April 2016

Purnama di Langit Pesantren

     Tadi malam, purnama begitu terang memamerkan sinarnya kepada seluruh makhluk langit dan bumi. Awalnya aku tidak ingat, bahwa malam tadi adalah waktunya sang purnama menampakan diri. Hingga seorang teman memberitahu tentang hadirnya sang purnama.

     Temanku menyuruhku keluar, dan aku tidak tahu apa maksudnya. Dia pun mengatakan bahwa di langit purnama telah menampakkan sinarnya. Purnama telah muncul. Tentu saja, karena tadi malam adalah malam tanggal 14. Dan purna pun akan muncul.

     Aku pun keluar memandang sang purnama. Aaah kenapa juga awan hitam selalu menutupi cahayanya. Meskipun awan hitam terus berusaha menutupi cahaya sang purnama, sang purnama punya cara untuk menampakkan cahayanya agar terus terlihat oleh makhluk bumi. Dan akhirnya imajinasiku bekerja.

     Tapi, sebelum imajinasiku jauh. Diberhentikan oleh pertanyaannya, “indah gak?” katanya, “Jika anda melihat keindahannya, bayangkan Rosul lebih indah dari itu” tambahnya. Tentu saja, bahkan Rasul lebih indah dari itu. Aku pun tidak ingin kalah, maka aku tambahkan “Tentu, bahkan Rasul lebih terang daripada cahaya purnama”.

     Tidak berhenti di situ, dia pun bertanya kembali “Sebesar apa cnta kita kpd beliau?”. Ah sebuah pertanyaan yang berat untuk dijawab. Kenapa? Karena ketika kita bilang tidak, kenyataannya kita mencintainya. Tapi, ketika kita bilang mencintainya, hal apa saja yang kita lakukan? Apakah sunahnya kita jalankan? Bahkan sunah kecil yang mudah untuk dijalankan dan mampu menjalankannya, tidak bisa dilakukan dengan istiqomah. Shalawat saja jarang dilantunkan. Lalu apa yang menjadi bukti bahwa kita mencintai Rasul?

     Jawabannya hanya diri kita yang tahu. Sebesar apa cinta kita pada Rasul. Karena pada hakikatnya cinta tidak bisa diukur dengan apa pun. Yang pasti, semoga kecintaan kita kepada Rasul terus bertambah, dan istiqomah dalam menjalankan sunahnya.

     Kembali berbicara tentang purnama. Purnama hadir, dan menampakkan dirinya hanya sebulan sekali, setiap malam tanggal 14. Saat purnama datang, bumi begitu terang. Cahaya purnama menembus ke setiap sudut bumi.

     Meski purnama hadir satu bulan sekali, tapi aku jarang sekali bertatap dengannya. Karena selama aku berada di pesantren, aku jarang keluar malam. Beda ketika di rumah, mau ke kamar mandi saja harus keluar, jadi tidak pernah ketinggalan untuk bertatap dengan sang purnama. Tapi, tadi malam aku diingatkan oleh seorang teman untuk menyaksikan tanda kekuasaan Tuhan tersebut. Aaah begitu indah.

     Imajinasiku bekerja kembali. Purnama hadir satu bulan sekali, tapi mampu membuat banyak orang menunggu. Saat purnama hadir, langit dan bumi terasa begitu indah. Karena purnama menyinari langit dan bumi dengan cahayanya yang paling terang. Tidak peduli jika awan berusaha menutupi sinarnya, purnama tetap menyinari langit dan bumi.

     Aku ingin seperti purnama, yang mampu menyinari bumi dan langit dengan sinarnya yang paling terang. Aku ingin menjadi cahaya dalam keluargaku dan semua orang. Meski hanya sebuah imajinasi, namun mampu menjadi sebuah harapan yang bersanding dengan do’a.

     Apapun yang terjadi, purnama akan tetap bersinar.
     Selamat berjuang menjadi purnama di atas bumi.

Bandung, 22 April 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar