Jumat, 25 Maret 2016

Hikmah di Balik Batal Pulang

 

  Libur, itulah yang ditunggu semua orang. Tidak hanya mahasiswa, tetapi dosen, siswa, karyawan, dan siapapun yang bekerja atau belajar pasti menunggunya. Yang merantau biasanya pulang kampung, atau jalan-jalan, dan sebagainya. Meskipun tak sedikit juga yang diam di rumah, kosan atau asrama.

       Lalu, bagaimana ketika ingin pulang dan sudah direncanakan, tapi pulangnya batal?

       Itulah yang saya alami saat ini. Beberapa hari yang lalu, saya berencana untuk pulang hari rabu, karena kuliahnya hanya sampai pukul 08.25 WIB. Tapi ternyata, pukul 08.50 WIB ada kuliah lagi, yaitu pengganti hari senin saat mata kuliah tersebut tidak masuk. Selain itu, ada rencana liputan --tugas kelompok.

       Tapi ternyata, ditunggu sampai lebih dari setengah sepuluh, dosen tidak datang juga. Dan liputan pun tidak jadi. Ya ampun, kesal sekali. Akhirnya terpaksa pulangnya batal, karena sudah terlalu siang. Jika dipaksakan untuk pulang, sampainya pasti malam.

       Awalnya aku kesal dan kecewa, karena tidak akan ada waktu lagi untuk pulang. Tapi, aku berpikir kembali, dan merenung. Pasti ada rencana lain di balik batalnya pulang ini. Dan ternyata,  besoknya --kamis-- kuliah tidak libur. Mungkin itu adalah salah satu hikmah aku batal pulang, agar masuk kuliah. Dan selain itu, agar bisa membantu teman jualan. Serta bisa mengurangi pengeluaran uang, karena jika pulang bolak-balik saja hampir dua ratus ribu rupiah. Namun, dengan batalnya pulang, uang tersebut bisa terselamatkan.

       Mungkin begitu. Itu hanya perkiraan diri sendiri saja. Untuk mengobati kekesalan dan kekecewaan.

Bandung, 25 Maret 2016

#Ashima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar